Komodo, atau yang biasa disebut dengan Komodo Dragon (Varanus
komodoensis), merupakan kadal terbesar di dunia dengan panjang tubuh
mencapai 2-3 meter dan berat mencapai 70-140 kg. Ukurannya yang besar
ini berhubungan erat dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan
meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil
terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup
komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya,
kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem
tempatnya hidup.
Komodo merupakan dinosaurus purba yang hanya hidup (endemik) di
Indonesia saja, tepatnya di Taman Nasional Pulau Komodo. Walaupun begitu
komodo juga dapat ditemukan di dua pulau lain disekitar pulau komodo
yakni, pulau Rinca dan Pulau Padar.
Rahasia Kadal Komodo hingga dapat bertahan selama 40 juta tahun ialah
karena ia memiliki sistem pertahanan hidup alami yang terdapat pada
kuku serta air liurnya. Air liur komodo sangat mematikan karena
mengandung 66 jenis bakteri mematikan. Rahasia lain mengapa komodo dapat
bertahan selama ini ialah karena cara bereproduksi komodo sangat
istemewa. Komodo dapat bertelur tanpa adanya pejantan (partenogenesis).
2. Coelacanth (Raja Ikan Laut Purba)
Ikan raja laut atau Coelacanth merupakan ikan purba yang banyak hidup
pada 360 juta tahun yang lalu. Ikan raja laut yang dikenal sebagai
Coelacanth kini hanya tersisa dua spesies yaitu Latimeria menadoensis
(Indonesia Coelacanth) dan Latimeria chalumnae (Comoro Coelacanth).
Sedangkan berbagai jenis lainnya, sekitar 120 spesies, dinyatakan telah
punah dan hanya ditemukan fosilnya saja.
Coelacanth adalah jenis ikan berparu-paru yang dipercaya sebagian
ahli sebagai nenek moyang tetrapoda, yaitu nenek moyang binatang yang
hidup di darat termasuk manusia. Ikan raja laut atau Coelacanth
mempunyai habitat di lautan dalam, 700 meter di bawah permukaan laut.
Meski terkadang ikan purba ini bisa berada dikedalaman laut 200 meter.
Pada tahun 1998, seekor ikan raja laut tertangkap jaring nelayan di
perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara. Ikan jenis ini sebenarnya
sudah umum dikenal oleh nelayan setempat namun belum terdiskripsikan
hingga seorang peneliti Amerika yang tinggal di Manado, Mark Erdmann dan
beberapa temannya termasuk ilmuan LIPI mempublikasikannya dan
belakangan ikan raja laut ini disebut sebagai spesies baru, Latimeria
menadoensis ( Coelacanth Sulawesi).
Antara ikan raja laut spesies Latimeria chalumnae (Coelacanth Komoro)
dan Latimeria menadoensis (Coelacanth Sulawesi) mempunyai ciri-ciri
yang serupa. Ekor ikan purba ini berbentuk seperti kipas dengan mata
yang besar dan sisik yang terlihat tidak sempurna (seperti batu).
Panjangnya mencapai 2 meter dengan berat mencapai 80-100 kg.
Perbedaannya terdapat pada warna kulit Latimeria menadoensis yang
berwarna coklat sedangkan Latimeria chalumnae berwarna biru baja.
3. Buaya
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa buaya
merupakan salah satu hewan purba yang tersisa di bumi ini. Buaya
merupakan hewan Karnivora yang dapat hidup di air dan daratan. Indonesia
memiliki 7 spesies buaya dari total seluruh spesies buaya yang ada di
Dunia.
Spesies buaya yang terdapat di Indonesia antara lain :
# Buaya muara (Crocodylus porosus) :
Buaya muara merupakan spesies buaya yang terbesar, terpanjang dan
terganas di antara jenis-jenis buaya lainnya di dunia. Buaya muara juga
memiliki habitat persebaran yang sangat luas, bahkan terluas
dibandingkan spesies buaya lainnya. Buaya muara dapat ditemukan mulai
dari Teluk Benggala (India, Sri Langka, dan Bangladesh) hingga Kepulauan
Fiji. Indonesia menjadi habitat terfavorit bagi buaya muara selain
Australia.
#Buaya irian (Crocodylus novaeguineae)
Buaya irian hanya terdapat di pulau Irian (Indonesia dan Papua
Nugini). Bentuk tubuh buaya yang hidup di air tawar ini menyerupai buaya
muara hanya berukuran lebih kecil dan berwarna lebih hitam.
#Buaya mindoro (Crocodylus mindorensis)
Buaya mindoro semula termasuk anak jenis (subspesies) dari buaya
irian (Crocodylus novaeguineae) tapi kini buaya ini di anggap sebagai
jenis tersendiri. Buaya mindoro di Indonesia dapat ditemukan di Sulawesi
bagian timur dan tenggara.
#Buaya kalimantan (Crocodylus raninus)
Buaya kalimantan mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan buaya muara.
Lantaran itu buaya yang hanya dapat ditemui di Kalimantan Timur dan
Kalimantan Selatan ini statusnya masih menjadi perdebatan para ahli.
#Buaya siam atau buaya air tawar (Crocodylus siamensis)
Buaya Siam diperkirakan berasal dari Siam. Buaya siam selain di
Indonesia dapat dijumpai pula di Thailand, Vietnam, Malaysia, Laos, dan
Kamboja. Di Indonesia, buaya siam hanya terdapat di Jawa dan Kalimantan.
#Buaya sahul (Crocodylus novaeguineae)
Buaya sahul sebenarnya sama atau masih dianggap satu jenis dengan
buaya irian. Namun oleh beberapa ahli taksonomi buaya sahul yang hanya
tersebar di Papua bagian selatan ini diusulkan untuk menjadi spesies
tersendiri.
#Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)
Buaya senyulong tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Yang
membedakan buaya senyulong dengan jenis buaya lainnya adalah moncongnya
yang relatif sempit.
4. Arwana
Menurut kelompok kuno Osteoglossids, ikan ini sudah ada pada periode
Jurassic. Saat ini, mereka bisa ditemukan di Amazon, dan di beberapa
bagian Afrika, Asia dan Australia
Kadang-kadang disimpan sebagai
hewan peliharaan eksotis, arwana adalah predator rakus yang memakan
binatang kecil yang dapat mereka tangkap, termasuk burung dan kelelawar
yang mereka tangkap dalam penerbangan pertengahan (mereka bisa melompat
hingga 2 meter (6 ‘6 “) ke udara) .
Di Cina, arwana terkenal sebagai “Ikan Naga” karena penampilan mereka, dan mereka dianggap Pembawa keberuntungan/Nasib Baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar